Selamat Datang

Welcome to my blog, I hope it is useful for visitors

Sabtu, 04 April 2009

INOVASI PEMBELAJARAN

METODE KERJA KELOMPOK MENGGUNAKAN NETMEETING SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA SMP DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERBENTUK NARRATIVE

I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang penulisan makalah
Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP diharapkan dapat memenuhi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 23 tahun 2006. salah satu dari Standar Kompetensi Lulusan yang dimaksud adalah standar kompetensi menulis, diharapkan siswa mampu :
”Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan transaksional sederhana, secara formal maupun informal, dalam bentuk recount, narrative, procedure, descriptive dan report, dalam konteks kehidupan sehari-hari” ( Lampiran Permendiknas no. 23 tahun 2006 hal 76).
Untuk memenuhi tuntutan SKL tersebut berbagai cara sudah dilakukan oleh guru dan sekolah. Berbagai model pembelajaran telah dilaksanakan. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris adalah model pembelajaran kooperatif.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1) untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, 2) kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3) jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan 4) penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

2. Masalah yang ditemukan
Model pembelajaran kooperatif metode belejar kelompok yang digunakan selama ini masih belum mampu mengangkat prestasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris, khususnya pada keterampilan menulis siswa. Metode kerja kelompok yang dilakukan dalam pembelajaran Bahasa Inggris masih monoton, sehingga kurang membangkitkan minat siswa dalam proses pembelajaran. Celakanya lagi hal itu bisa menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan terhadap pembelajaran Bahasa Inggris. Penerapan metode kerja kelompok di lapangan pada kenyataannya masih mengandung dua kelemahan yang cukup mendasar yaitu : 1) belum semua siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan kerja kelompok dan 2) siswa masih mengalami kesulitan mengemukakan gagasan secara tertulis.
Berdasarkan temuan masalah tersebut, diperlukan inovasi metode kerja kelompok yang benar-benar menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

3. Tujuan penulisan makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Memberi wacana kepada guru Bahasa Inggris untuk selalu melakukan inovasi dalam penggunaan metode pembelajaran di kelas.
2. Menciptakan inovasi metode pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya metode kerja kelompok dalam mengembangkan keterampilan menulis.


I
I. PAPARAN PEMBELAJARAN INOVASI
Inovasi metode kerja kelompok yang diusulkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah metode kerja kelompok menggunakan netmeeting. Asumsi sentral metode ini adalah pemanfaatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi khususnya fasilitas netmeeting. Netmeeting menyediakan ”conference tool” : chat, file transfer, whiteboard, vidio dan audio conference, program sharing, remote desktop sharing dan advance calling dan beberapa fitur penting lainnya.Fitur-fitur inilah yang akan dimanfaatkan untuk proses pembelajaran.

1. Proses pembelajaran inovasi
a. Tujuan Pembelajaran 
Ada dua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui penggunaan metode kerja kelompok menggunakan netmeeting, yaitu tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
Tujuan pembelajaran umum yang ingin dicapai adalah : 1) siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan kerja kelompok, 2) siswa mampu mengemukakan gagasan secara tertulis. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah siswa dapat : 1) Menemukan tujuan komunikatif teks monolog berbentuk narrative, 2) Menemukan langkah-langkah retorika teks monolog berbentuk narrative, 3) Menemukan ciri-ciri kebahasaan teks berbentuk narrative, 4) Menulis teks esei berbentuk narrative.
b. Metode pembelajaran
Sesuai dengan inovasi metode pembelajaran yang diusulkan yaitu metode kerja kelompok menggunakan netmeeting. Metode ini termasuk ke dalam metode kerja kelompok berbasis pembelajaran kooperatif. Dalam praktinya metode kerja kelompok menggunakan netmeeting, didukung oleh penggunaan media berupa perangkat komputer yang terhubung dengan jaringan LAN. Kompetensi yang harus dikuasai siswa ditekankan pada hasil kerja kelompok dengan tidak mengesampingkan kompetensi individual dalam mengemukakan gagasan secara tertulis. Penggunaan Netmeeting dimaksudkan sebagai upaya untuk membangkitkan motivasi siswa secara individual maupun kelompok. Dengan metode ini siswa tertantang untuk dapat menggunakan fasilitas netmeeting. Siswa secara individual maupun kelompok akan berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan secara cepat. Dan siswa akan dengan cepat pula mendapatkan feedback berupa koreksi dari guru. Penggunaan media yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan rasa penasaran siswa diharapkan membangkitkan motivasi dan minat siswa, yang pada akhirnya dapat mengangkat prestasi hasil belajar yang dicapai.
c. Input
SMP Negeri 2 Tanjunganom Kabupaten Nganjuk, secara geografis, terletak di tengah-tengah masyarakat desa yang sebagian besar mata pencahariannya adalah sebagai petani. Kondisi semacam ini berdampak pada kurangnya perhatian orang tua siswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapi anak. Akibatnya, motivasi siswa untuk berprestasi di bidang akademik masih rendah. Demikian pula yang terjadi pada siswa IX-2 SMP Negeri 2 Tanjunganom terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris. Siswa masih mengalami kesulitan mengungkapkan gagasan tertulis. Sehingga pada semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009 hasilnya menunjukkan hanya sekitar 25 % (10 siswa dari 40 siswa) yang sudah memiliki kemampuan menulis yang agak lumayan. Hasil ini jelas masih jauh dari yang diharapkan. 
Guru memang sudah menggunakan metode kerja kelompok, meslipun demikian, masih tampak dua kelemahan yang cukup mendasar yaitu siswa belum terlibat secara aktif dalam kegiatan kerja kelompok dan siswa masih mengalami kesulitan mengemukakan gagasan tertulis. Jika kondisi ini terus terjadi, tujuan pembelajaran menulis siswa SMP sebagaimana tercantum dalam standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris tidak akan dapat tercapai.
d. Kegiatan Pembelajaran
Berdasarkan kondisi siswa SMP Negeri 2 Tanjunganom tahun pelajaran 2008/2009 yang masih rendah keterampilan menulisnya, perlu dirancang kegiatan pembelajaran yang mampu mewujudkan suasana yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 
Berdasarkan refleksi awal, rendahnya tingkat keterampilan menulis siswa, salah satu penyebabnya adalah kurang kreatifnya guru dalam melakukan inovasi pembelajaran, khususnya dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran. Oleh karena itu, pada semester genap tahun pelajaran 2008/2009 dicobakan penggunaan metode kerja kelompok menggunakan netmeeting pada siswa kelas IX-2 dengan gambaran materi ajar sebagai berikut :
 Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
 Kelas / Semester : IX / Genap
Skill : Menulis
Standar Kompetensi (SK) :
12. Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsionsl dan esei pendek sederhana berbentuk narrative dan report untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar (KD) :
12.2. Mengungkapkan makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk narrative dan report.
Sub Kompetensi Dasar (Sub KD) :
12.2.1. Mengungkapkan makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk narrative.
Indikator :
1. Menemukan tujuan komunikatif teks monolog berbentuk narrative.
2. Menemukan langkah-langkah retorika teks monolog berbentuk narrative.
3. Menemukan ciri-ciri kebahasaan teks berbentuk narrative.
4. Menulis teks esei berbentuk narrative.
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Ada lima hal yang dilakukan dalam tahap persiapan antara lain :
a. Pengembangan silabus
b. Pemilihan materi ajar
c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dijadikan pedoman oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran agar berlangsung runtut dan sistematis.
d. Pengenalan Netmeeting kepada siswa, dapat dilakukan pada awal proses pembelajaran atau di luar PBM
e. Penyusunan instrumen penilaian
1) Lembar tugas kelompok
2) Lembar pengamatan penilaian sikap
3) Rubrik penilaian
4) Daftar nilai
2. Pelaksanaan Kegiatan
Langkah-langkah penggunaan metode kerja kelompok menggunakan netmeeting dalam pembelajaran Bahasa inggris dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Pembentukan kelompok, siswa dibagi dalam 10 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.
b. Setiap kelompok terdapat satu komputer dan dan satu komputer untuk guru. Komputer siswa sebagai client sedangkan komputer guru sebagai server / pengendali
c. Siswa mengaktifkan netmeeting dengan panduan guru
d. Guru mengirim contoh teks berbentuk narrative ke komputer siswa, kemudian siswa bekerjasama dalam kelompok mengidentifikasi fungsi komunikatif, langkah retorika dan ciri –ciri kebahasaan teks berbentuk narrative dengan panduan pertanyaan/lembar isian yang sudah disertakan dibawah teks tersebut.
e. Hasil kerja kelompok dikirimkan ke komputer guru 
f. Guru mengirimkan hasil kerja seluruh kelompok ke semua komputer siswa setahap demi setahap untuk didiskusikan kembali dalam kelompok.
g. Hasil kerja kelompok dikirimkan kembali ke komputer guru.
h. Guru memberikan penilaian dan komentar terhadap hasil kerja kelompok dan mengirimkan hasil penilaian dan komentar ke kelompok masing-masing.
i. Guru mengirim perintah kepada semua kelompok untuk menyusun teks berbentuk narrative. Kelompok menentukan sendiri tema teks narrative yang akan disusun dan menyampaikannya kepada guru.
j. Siswa menyusun kerangka teks narrative berdasarkan langkah retorika yang telah dipelajari dan mengirimkan ke komputer guru. Kemudian guru melakukan koreksi dan mengirimkan hasil koreksi ke kelompok masing-masing.
k. Siswa bersama kelompoknya mengembangkan kerangka yang sudah dikoreksi oleh guru menjadi teks berbentuk narrative setahap demi setahap. Hasilnya langsung dikirimkan ke komputer guru.
l. Guru melakukan koreksi terhadap hasil kerja kelompok, kelompok melakukan perbaikan terhadap hasil kerjanya.
m. Proses ini ( kerja kelompok – hasil dikirim ke guru – guru melakukan koreksi - kelompok melakukan perbaikan ) berlangsung sampai semua kerangka yang dibuat semuanya sudah dikembangkan menjadi teks berbentu narrative.
n. Selanjutnya secara individual siswa menyusun teks narrative yang hasilnya ditulis di selembar kertas dan dikumpulkan untuk penilaian individu.

2. Proses penilaian
Ada dua jenis penilaian yang digunakan pada proses pembelajaran ini, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil kerja. Penilaian proses dilakukan selama kegiatan kerja kelompok berlangsung untuk menilai sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil kerja dilakukan berdasarkan hasil akhir kerja kelompok yang dikirim ke komputer guru dan hasil kerja individu yang ditulis pada selembar kertas.
Dalam penilaian proses digunakan lembar pengamatan sikap (afektif) yang terdiri dari aspek : 1) kedisiplinan, 2) minat, 3) kerjasama, 4) keaktifan dan 5) tanggungjawab. Sedangkan dalam penilaian hasil kerja digunakan penilaian rubrik untuk mengetahui kompetensi siswa dalam menulis.

3. Laporan hasil akhir pembelajaran
Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil penilaian proses dapat diketahui bahwa aspek kedisiplinan, minat, kerjasama, keaktifan dan tanggungjawab siswa selama kegiatan berlangsung menunjukkan hasil yang signifikan. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya siswa yang masuk kelas tepat waktu(100%), minat siswa yang semakin meningkat (91,3%), kerjasama antar siswa dalam kelompok (89,4%), keaktifitan siswa dalam kelompok ( 87,5%) dan meningkatnya rasa tanggung jawab siswa ( 82,5%). 
Berdasarkan hasil penilaian proses dapat disimpulkan bahwa metode kerja kelompok menggunakan netmeeting sebagai inovasi metode kerja kelompok cukup efektif untuk mengembangkan sikap (afektif) siswa dalam aspek kedisiplinan, minat, kerjasama, keaktifan dan tanggung jawab.
Sedangkan dari hasil rekapitulasi rata-rata penilaian hasil kerja kelompok dan individu dapat diketahui bahwa penggunaan grammar dan vocabulary (leksikogramatika) mencapai 83,1% , managemen wacana 81,9% kejelasan makna 82,2% dan hubungan antar gagasan 78,4%
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode kerja kelompok menggunakan netmeeting sebagai inovasi metode kerja kelompok cukup efektif untuk mengembangkan ketrampilan siswa dalam menulis teks berbentuk narrative pada aspek pemilihan grammar dan vocabulary, managemen wacana, kejelasan makna dan hubungan antar gagasan



III. PENUTUP

Keunggulan dari pembaharuan metode kerja kelompok menggunakan netmeeting, antara lain sebagai berikut :
1. Mengikuti perkembangan teknologi informasi, sehingga siswa tidak lagi gaptek.
2. Cukup efektif untuk menumbuhkan kedisplinan, minat, kerjasama, keaktifan dan tanggungjawab karena metode kerja kelompok dengan netmeeting menekankan kerjasama kelompok yang pada akhirnya juga akan bermanfaat pada saat melakukan tugas individual.
3. Cukup efektif untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis, karena apabila terdapat kesalahan akan dengan cepat dapat dilakukan perbaikan.

DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas RI. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : PT. Binatama Raya.
Anita Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Robert E. Slavin.1994. A Practical Guide to Cooperative Learning. Allyn and Bacon.
http://Ezine Articles.com/?expert=Ken_Marlborough . Netmeeting Tutorial
 ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif